Jumat, 15 Agustus 2014

N-SPT Nilai Standard Penetration Test

KORELASI HASIL PERCOBAAN CPT DENGAN SPT
PADA LOKASI PUSAT KOTA PEKANBARU

Rony Ardiansyah *)
*) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Riau, Pekanbaru



Abstrak

Diperkirakan bahwa antara 90 sampai 95 persen dari rancang pondasi konvensional di kota Pekanbaru dirancang dari data Sondir atau Cone Penetration Test (CPT), sedangkan kurang lebih 10 persen yang pada umumnya bangunan diatas empat lantai pondasinya dirancang dengan data CPT ditambah dengan data Standard Penetration Test (SPT). Dalam tulisan ini dilakukan kajian korelasi nilai hasil percobaan “Soil Investigation” antara alat CPT dan SPT. Percobaan dilakukan pada empat lokasi di pusat kota Pekanbaru, sehingga dapat diperoleh angka konversi dari hasil percobaan dengan menggunakan kedua jenis alat tersebut.

Kata Kunci : korelasi, cone penetration test, standard penetration test

Abstract


Estimated that among 90 until 95 percentage of designing conventional foundatian in town Pekanbaru designed from Sounding or Cone Penetration Test (CPT), while more or less 10 percentage which is generally above building of four foundation floor is designed with CPT data added with the of Standard Penetration Test (SPT). In this article is conducted by study corellation assess result of attempt “Soil Investigation” by SPT dan CPT, attempt conducted at four location in downtown Pekanbaru. Obtainable so that a number convert from attempt result by utilizing both types of the appliance.

Keyword : corellation, cone penetration test, standard penetration test.


1.       PENDAHULUAN

Penetrometer yang di dipakai di Pekanbaru secara luas hanyalah alat sondir (Dutch Penetrometer / Dutch Deep Sounding Aparatus), yaitu suatu alat statis yang berasal dari Negeri Belanda. Alat Cone Penetration Test (CPT) setengah berat (medium weight) dengan pengukuran nilai konis bisa mencapai 150 kg/cm2, ini sering terjadi hambatan sehingga penyondiran harus diberhentikan ketika ditemukan kayu dan batuan atau lapisan tanah yang padat (tetapi lapisan ini relatif sempit) atau berhenti karena kedalaman telah melebihi 30 meter, karena kendala tenaga manusia yang melaksanakannya.

Dengan Standard Penetration Test (SPT), suatu percobaan dinamis yang berasal dari Amerika Serika Serikat (di pekanbaru dikenal dengan “Bor Mesin”). Dengan menggunakan alat ini, disatu sisi memungkinkan untuk mencapai kedalaman sesuai dengan yang kita kehendaki juga dapat mencapai kedalaman lebih dari 100 meter dan dapat menembus lapisan kayu ataupun tanah yang relatif padat. Namun disisi lain hasil percobaan SPT ini selalu dianggap perkiraan kasar saja, bukan nilai-nilai yang teliti. Umumnya hasil percobaan CPT seperti alat sondir dapat dipercaya daripada hasil percobaan SPT tersebut.  

2.      METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dan analisis perhitungan korelasi hasil percobaan CPT dan SPT ini dilakukan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut :
  1. Data yang ada pada lokasi percobaan CPT dan SPT tidak berada pada titik yang sama melainkan pada titik terdekat yang dianggap mewakili (jarak titik CPT dan SPT ±10 m)
  2. Karena percobaan tidak pada titik yang sama, maka pengambilan nilai SPT & CPT diambil tidak persis pada kedalaman yang sama, melainkan pada kedalaman yang sama dengan toleransi ±0,5 meter (atau nilai yang logis berdasarkan pengamatan terhadap grafik CPT dan SPT).
  3. Untuk mendapatakan nilai korelasi, dilakukan dengan pendekatan  Regresi Linier” terhadap data yang dengan bantuan microsoft excel.
  4. Nilai perlawanan konus (qc) dari percobaan CPT adalah sebesar empat kali nilai N pada percobaan SPT dari Terzaghi dan Peek hanya dipakai sebagai tolok ukur saja atau perbandingan dengan nilai korelasi yang akan diperoleh.

3.  CARA KERJA ALAT CPT, SPT

Dengan alat sondir (CPT) ini, ujungnya ditekan langsung kedalam tanah sehingga lubang bor tidak diperlukan. Ujung bor tersebut yang berbentuk konis (kerucut) dihubungkan pada suatu rangkaian stang-dalam, dan casing luar ( juga disebut pipa sondir) ditekan ke dalam tanah dengan pertolongan suatu rangka dan dongkrak yang dijangkarkan pada permukaan tanah. Ujung konis yang merupakan sebuah kerucut  (menurut ASTM D 3441 mempunyai ujung 60° dengan luas penampang 10 cm2 dengan diameter dasar 35,7 mm), ditekan kebawah dengan suatu rangkaian stang dalam dan casing luar. Kemudian diadakan pembacaan pada manometer (data yang didapat tahanan ujung qc) untuk setiap penekanan pipa sedalam 20 cm. Penyondiran diberhentikan pada keadaan tekanan manometer tiga kali berturut-turut melebihi 150 kg/cm2 atau kedalaman maksimum 30 meter.

Cara melakukan percobaan pada alat SPT sebagai berikut: Suatu alat yang dinamakan :”split spoon samper” dimasukkan kedalam tanah dasar lubang bor dengan memakai beban penumbuk (drive weight) seberat 140 pound (63 kg) yang dijatuhkan dari ketinggian 30 inchi (76 cm). Setelah “split spoon samper” dimasukkan 6 inchi (15 cm), jumlah pukulan ditentukan untuk memasukkannya 12 inchi (30,5 cm) berikutnya. Jumlah pukulan disebut N (N number or N value) dengan satuan pukulan/kaki (blow per foot). Pemboran menunjukkan  “penolakan” dan pengujian diberhentikan apabila ; diperlukan 50 kali pukulan untuk setiap pertambahan 150 mm, atau telah mencapai 100 kali pukulan, atau pukulan berturut-turut tidak menunjukkan kemajuan.

4.    LOKASI DAN DATA CPT,SPT

Pengumpulan data diambil dari empat lokasi pembangunan di pusat kota Pekanbaru. Lokasi tersebut adalah : lokasi pertama pada pembangunan Kantor Trakindo di jalan Soekarno-Hatta, lokasi kedua pada pembangunan Rumah Sakit Santa Maria.

1 komentar: